Minggu, 02 Desember 2012

makalh mulok "daur ulang kertas sebagai sampah an-organik




BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sampah merupakan salah satu permasalahan yang dihadapi oleh banyak kota di seluruh dunia. Semakin tingginya jumlah penduduk dan aktivitasnya, membuat volume sampah terus meningkat. Akibatnya, untuk mengatasi sampah diperlukan biaya yang tidak sedikit dan lahan yang semakin luas. Disamping itu, tentu saja sampah membahayakan kesehatan dan lingkungan jika tidak dikelola dengan baik.

Selama ini, sampah kurang mendapat perhatian serius pemerintah daerah. Terbukti dengan menumpuknya sampah di selokan-selokan sampah atau pun di tempat sampah rumah tangga bahkan juga pada area yang seharusnya bukan menjadi tempat penampungan sampah terpenuhi oleh sampah. Keadaan ini amat memprihatinkan, karena dengan penumpukkan sampah akan mengakibatkan penyakit dan polusi. “Menumpuknya sampah yang hebat akan menimbulkan warga sekitar terancam wabah penyakit. Berbagai permasalahan dalam pengelolaan sampah tersebut tentu saja memerlukan penanganan yang serius karena pertumbuhan kota yang cepat secara langsung berimplikasi pada pembangunan infrastruktur dasar dan pelayanan publik.

Apabila diamati, timbulnya masalah persampahan tidak dapat lepas dari perilaku manusia/masyarakat sebagai penghasil sampah. Sejauh ini dirasakan bahwa pemahaman dan kesadaran masyarakat dalam kebersihan belum berjalan sesuai dengan harapan. Masih banyak masyarakat yang membuang sampah sembarangan meskipun tempat sampah sudah tersedia. Jika jumah penduduk Indonesia sebanyak 220 juta jiwa, maka produk sampah setiap harinya sebanyak 110.000 ton atau 40.150.000 ton/tahun. Bisa dibayangkan jika sampah sebanyak itu tidak diolah tentu akan menimbulkan banyak masalah, terutama pencemaran lingkungan.

Seharusnya masalah sampah tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga merupakan tanggung jawab seluruh masyarakat. Agar partisipasi masyarakat dapat terwujud secara nyata, perlu ada usaha yang dapat membangkitkan motivasi, kemampuan, kesempatan dan menggali serta mengembangkan sumber-sumber yang ada pada masyarakat. Sehingga masyarakat bersedia berpartisipasi dalam pengelolaan persampahan secara konsisten dan berkesinambungan. Mengingat perilaku masyarakat berpengaruh besar terhadap kebersihan, maka masyarakat harus berperan secara aktif dalam pengelolaan sampah yang optimal. “Dibutuhkan pionir untuk merubah paradigma pengelolaan sampah dari pendekatan ujung pipa (end of pipes) yaitu membuang sampah langsung ke TPA ke arah pengelolaan sampah dengan prinsip 3 R yaitu Reduce (mengurangi), Reuse (menggunakan kembali) dan Recycle (daur ulang)”, ( Witoelar 2006 : 2 ). Kebijakan pengelolaan sampah ditekankan pada pengurangan sampah pada sumbernya, pemilahan dan daur ulang. Pijakan awal yang sangat penting dalam merubah paradigma ini adalah merubah kebijakan ke arah minimalisasi sampah pada sumbernya, bukan pada pembuangannya.

“Sampah-sampah yang dihasilkan dirumah dapat diolah menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi warga dan membantu menyelamatkan lingkungan”, dan begitu pula dengan sampah-sampah yang ada di lingkungan sekolah. Pada umumnya warga malas berurusan dengan sampah organic atau anorganik. Pasalnya, jenis sampah tersebut mudah berbau dan busuk. Seiring dengan berjalannya waktu sampah semakin menumpuk. Perbandingan antara jumlah sampah yang dihasilkan dengan sampah yang diolah tidak seimbang. Hal ini dipengaruhi aktivitas manusia, pertambahan jumlah penduduk dan ketersediaan ruang lingkup manusia yang relative tetap. Semakin maju gaya hidup manusia, semakin banyak sampah yang dihasilkan dan mungkin tidak dimanfaatkan.

Minimalisasi sampah pada sumbernya yaitu dengan cara pemanfaatan sampah secara ulang atau yang dikenal dengan daur ulang. Seiring dengan pertumbuhan penduduk yang besar, maka pemanfaatan sampah untuk daur ulang juga sangat besar. Dengan daur ulang akan mengurangi volume sampah kering dan sampah basah selain itu juga menambah penghasilan.

Pendaurulangan cenderung dilakukan pada sampah-sampah anorganik, pendaur ulangan telah menjadikan sampah anorganik memiliki nilai guna dan siapa sangka bahwa sampah bukan hanya sekedar sampah yang patut terbuang begitu saja. Di Indonesia terbukti ada beberapa orang yang sangat kreatif dalam melihat peluang bisnis, bahkan bisnis olahan sampah yang oleh banyak orang dianggap sudah tidak berguna lagi. Salah satu sampah yang dapat dijual kembali adalah kertas.

Koran dan kertas bekas menumpuk dirumah? Tentu Anda menjadi stress dan bingung untuk memanfaatkannya. Jangan khawatir jika di rumah Anda banyak kertas dan koran yang menumpuk. Anda dapat memanfaatkannya menjadi pernak-pernik yang cantik dan bernilai jual. Dengan sedikit sentuhan kreativitas, Anda dapat mengubah tumpukan kertas dan koran bekas menjadi uang. Kertas merupakan bahan yang tipis dan rata, yang dihasilkan dengan kompresi serat yang berasal dari pulp. Peluang bisnis kertas daur ulang ini menarik karena dapat dilakukan oleh siapa saja dan membutuhkan modal yang kecil. Anda pun dapat menggunakan alat-alat yang ada disekitar Anda. Ternyata tidak banyak orang yang tahu bahwa kerajinan kertas daur ulang dapat menghasilkan keuntungan yang berlimpah.

Semakin bertambah penduduk maka akan semakin banyak sampah kertas yang dihasilkan. Dari pada sampah kertas hanya dibuang begitu saja, Anda dapat memanfaatkannya untuk menambah penghasilan Anda.



1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya penyusun merumuskan “Apakah pengolahan kertas bekas melalui prosedur daur ulang dapat berpengaruh terhadap upaya penanggulangan masalah lingkungan hidup serta penambahan tingkat ekonomi masyarakat?”



1.3 Hipotesis

Berdasarkan permasalahan yang dipaparkan sebelumnya, maka hipotesis dalam makalah ini dirumuskan bahwa “Diduga pengolahan kertas bekas melalui prosedur daur ulang dapat berpengaruh terhadap upaya penanggulangan masalah lingkungan hidup serta penambahan tingkat ekonomi masyarakat.”

























BAB II

LAMDASAN TEORI

2.1 Dasar Teori

“Limbah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk maksud biasa atau utama dalam pembuatan atau pemakaian barang yang rusak atau memiliki cacat dalam pembuatan manufaktur atau materi berkelebihan atau ditolak atau buangan”. (kamus istilah lingkungan, 1994).

Sinonim limbah adalah sampah. Ada beberapa pendapat yang mendefinisikan tentang sampah:

a. “Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis”. (Istilah Lingkungan untuk Manajemen, Ecolink, 1996)

b. “Sampah adalah sesuatu yang tidak berguna lagi, dibuang oleh pemiliknya atau pemakai semula” (Tanjung, Dr. M. Sc., 1982)

c. “Sampah adalah sumber daya yang tidak siap pakai”. (Radyastuti, W. Prof. Ir., 1996)

Istilah sampah pasti sudah tidak asing lagi ditelinga. Jika mendengar istilah sampah, pasti yang terlintas dalam benak adalah setumpuk limbah yang menimbulkan aroma bau busuk yang sangat menyengat. Sampah diartikan sebagai material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah adalah zat kimia, energi atau makhluk hidup yang tidak mempunyai nilai guna dan cenderung merusak. Sampah merupakan konsep buatan manusia, dalam proses-proses alam tidak ada sampah, yang ada hanya produk-produk yang tak bergerak.

(wikipedia).

Sampah dapat berada pada setiap fase materi yitu fase padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam dua fase yaitu cair dan gas, terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan polusi. Bila sampah masuk ke dalam lingkungan (ke air, ke udara dan ke tanah) maka kualitas lingkungan akan menurun. Peristiwa masuknya sampah ke lingkungan inilah yang dikenal sebagai peristiwa pencemaran lingkungan.



(Pasymi)

2.3 Kerangka Berpikir

2.3.1. Pengertian Sampah

Sampah merupakan barang yang tidak berguna atau merupakan barang yang terbuang dari aktifitas manusia baik itu limbah industri maupun limbah dari pembuangan kotoran manusia. Sampah dapat berupa padatan atau setengah padatan yang dikenal dengan istilah sampah yang dalam keadaan basah dan sampah yang dalam keadaan kering. Pada hakikatnya sampah sangat jijik dihadapan masyarakat, oleh karena hanya sebagian masyarakat yang dapat atau mampu mengolah sampah baik itu sebagai pupuk tanaman, mainan anak, kerajinan tangan dan sebagian besar pelengkap dari bahan bangunan rumah.

Sampah merupakan masalah yang tidak ada habisnya, karena selama kehidupan ini masih ada maka sampah akan selalu di produksi. Produksi sampah sebanding dengan bertambahnya jumlah penduduk. Semakin banyak jumlah penduduk maka semakin banyak jumlah sampah yang akan di produksi. Sampah tidak akan menjadi masalah jika kita dapat mengolahnya dengan baik yaitu dengan cara daur ulang. Mengelola sampah tidaklah sulit, dengan cara tidak membuang sampah sembarangan dan memilih-milih dan pisahkan antara sampah organik dan anorganik.

2.3.2. Macam-Macam Limbah

Berdasarkan asalnya, limbah padat dapat digolongkan sebagai :

1. Limbah Organik

2. Limbah Anorganik

Limbah organik terdiri dari bahan-bahan penyusun tumbuhan dan hewan yang diambil dari alam atau dihasilkan dari kegiatan pertanian, perikanan atau yang lain. Limbah ini dengan mudah diuraikan dalam proses alami. Limbah rumah tangga sebagian besar merupakan bahan organik. Termasuk limbah organik, misalnya dari dapur, sisa tepung, sayuran, kulit buah, dan daun.

Limbah anorganik berasal dari sumber daya alam tak terbarui seperti mineral dan minyak bumi, atau dari proses industri. Beberapa dari bahan ini tidak terdapat di alam seperti plastik dan alumunium. Sebagian zat anorganik secara keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh alam, sedang sebagian lainnya hanya dapat diuraikan dalam waktu yang sangat lama. Limbah jenis ini pada tingkat rumah tangga, misalnya berupa botol, botol plastik, tas plastik, dan kaleng.

Kertas koran, dan karton merupakan perkecualian. Berdasarkan asalnya, kertas, koran, dan karton termasuk limbah organik. Tetapi kertas, koran, dan karton dapat diaur ulang seperti limbah anorganik lain (misalnya, gelas, kaleng, dan plastik).



2.3.3. Sumber Limbah

a. Limbah dari Pemukiman

Umumnya limbah rumah tangga berupa sisa pengolahan makanan, perlengkapan rumah tangga bekas, kertas, kardus, gelas, kain, sampah kebun/halaman, dan lain-lain.

b. Limbah dari Pertanian dan Perkebunan

Limbah dari kegiatan pertanian tergolong bahan organik, seperti jerami dan sejenisnya. Sebagian besar limbah yang dihasilkan selama musim panen dibakar atau dimanfaatkan untuk pupuk. Untuk limbah bahan kimia seperti pestisida dan pupuk buatan perlu perlakuan khusus agar tidak mencemari lingkungan. Limbah pertanian lainnya adalah lembaran plastik penutup tempat tumbuh-tumbuhan berfungsi untuk mengurangi penguapan dan penghambat pertumbuhan gulma namun plastik ini dapat didaur ulang.

c. Limbah dari Sisa Bangunan dan Konstruksi Gedung

Limbah yang berasal dari kegiatan pembangunan dan pemugaran ini biasa berupa bahan organik maupun anorganik. Limbah organik, misalnya : kayu, bambu, triplek. Limbah anorganik, misalnya : semen, pasir, spesi, batu bata, ubin, besi dan baja, kaca dan kaleng.

d. Limbah Perdagangan dan Perkantoran.

Limbah yang berasal daei daerah perdagangan seperti: toko, pasar tradisional, warung pasar swalayan ini terdiri dari kardus, pembungkus, kertas dan bahan organik termasuk limbah makanan dan restoran.

Limbah yang berasal dari lembaga pendidikan, kantor pemerintah dan swasta biasanya terdiri dari kertas, alat tulis menulis (pulpen, pensil, spidol, dan lain-lain), toner fotokopi, pita printer, kotak tinta printer, baterai, bahan kimia dari laboratorium, pita mesin ketik, klise film, komputer rusak, dan lain-lain. Baterai bekas dan limbah bahan kimia harus dikumpulkan secara terpisah dan harus memperoleh perlakuan khusus karena berbahaya dan beracun.

e. Limbah dari Industri

Limbah ini berasal dari seluruh rangkaian proses produksi (bahan-bahan kimia serpihan/potongan bahan), perlakuan dan pengemasan produk (kertas, kayu, plastik, kain/lap yang jenuh degan pelarut untuk pembersihan). Limbah industri berupa bahan kimia yang sering kali beracun memerlukan perlakuan khusu sebelum dibuang.



2.3.4. Efek limbah terhadap Manusia dan Lingkungan

a. Dampak terhadap Kesehatan

Lokasi dan pengelolaan limbah yang kurang memadai (pembuangan limbah yang tidak terkontrol) merupakan tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang dapat menjangkitkan penyakit.

Potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah sebagai berikut:

1. Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air minum. Penyakit demam berdarah (haemorhagic fever) dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya kurang memadai.

2. Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit).

3. Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu contohnya adalah suatu penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita (Taenia). Cacing ini sebelumnya masuk ke dalam pencernaan binatang ternak melalui makanannya yang berupa sisa makanan/sampah.

4. Limbah beracun. Telah dilaporkan bahwa di Jepang kira-kira 40.000 orang meninggal dunia akibat mengkonsumsi ikan yang telah terkontaminasi oleh raksa (Hg). Raksa ini berasal dari limbah yang dibuang ke laut oleh pabrik yang memproduksi baterai dan akumulator.

b. Dampak terhadap lingkungan

Cairan rembesan limbah yang masuk ke dalam drainase atau sungai akan mencemari air. Berbagai organisme termasyuk ikan dapat mati sehingga beberapa spesies akan lenyap, hal ini mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan biologis. Penguraian limbah yang dibuang ke dalam air akan menghasilkan asam organik dan gas cair organik, seperti metana. Selain berbau kurang sedap, gas ini dalam konsentrasi tinggi dapat meledak.

2.2.5. Cara-Cara Pemilihan dan Pengolahan Sampah.

Agar terciptanya kenyamanan aktifitas sehari – hari terhadap lingkungan sekitar,maka dibutuhkan lingkungan yang sehat dan bersih melalui pengolahan sampah yang baik dan terkendali, seperti berikut ini:

1. Menurut Sumijatun (Konsep Dasar Keperawatan Komunitas. EGC : 2006) pengolahan sampah dapat dilakukan dengan cara: 1.Ditanam (Land Fill) 2.Dibakar ( Inceration ) 3.Dijadikan Pupuk ( Composing )

2. Dengan cara pengumpulan dan pengangkutan sampah yaitu disediakannya tempat khusus pembuangan sampah oleh lingkungan tersebut selanjutnya sampah akan diangkut ketempat penampungan sampah ( TPS ) dan akhirnya akan dibawa ketempat penampungan akhir ( TPA ) ( Wikipedia 2009 ).

3. Untuk rumah juga di perlukan prinsip 4R, yaitu:

3.1 Reduce (Mengurangi) yaitu pergunakanlah barang atau material sehematmungkin atau seperlunya saja.

3.2 Re-use (Memakai kembali) yaitu pilihlah barang-barang yang bisa dipakaikembali. Hindari pemakaian barang-barang yang disposable (sekali pakai, buang). Hal ini dapat memperpanjang waktu pemakaian barang sebelum iamenjadi sampah.

3.3 Recycle (Mendaur ulang) yaitu sebisa mungkin, barang-barang yg sudah tidak berguna lagi, bisa didaur ulang. Tidak semua barang bisa didaur ulang, namun saat ini sudah banyak industri non-formal dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain. Teknologi daur ulang, khususnya bagi sampah plastik, sampah kaca, dan sampah logam, merupakan suatu jawaban atas upaya memaksimalkan material setelah menjadi sampah, untuk dikembalikan lagi dalam siklus daur ulang material tersebut.

3.4 Replace ( Mengganti) yaitu teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang barang yang hanya bisa dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan lama. Juga telitilah agar kita hanya memakai barang-barang yang lebih ramah lingkungan, Misalnya, ganti kantong keresek kita dengan keranjang bila berbelanja, dan jangan pergunakan styrofoamkarena kedua bahan ini tidak bisa didegradasi secara alami.Jadi, dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa sebenarnya banyak sekali penanganan akan sampah agar terciptanya lingkungan sehat maupun bersih. Akantetapi, ini betul – betul dibutuhkan kesadaran dari pihak yang bersangkutan agar penganan dapat berjalan teratur dan terkontrol.

BAB II

PEMBAHASAN

Seperti yang kita ketahui, selain penggunaan plastik yang begitu besar, kita juga merupakan salah satu yang menggunakan atau mengkonsumsi kertas dalam jumlah yang sangat besar. Keberadaan kertas pun telah ada dan digunakan sejak dulu. Tidak usah jauh-jauh, dalam kehidupan sehari-hari, jika kita sedang belajar di sekolah, kita pasti banyak memiliki tulisan-tulisan, catatan atau pun latihan-latihan di buku tulis, yang apabila buku sudah habis pasti diterlantarkan begitu saja atau bahkan mungkin sebagian ada yang dibuang.

Jadi, pasti banyak kertas yang terbuang sia-sia. Begitu juga koran-koran atau brosur-brosur, pasti buat kita yang berlangganan koran atau sering mendapatkan brosur yang sudah tidak terpakai dibiarkan menumpuk begitu saja atau bahkan dibuang sembarangan. Hal ini pun, jika terjadi hanya akan menjadi suatu hal yang sia-sia bila tidak adanya pemanfaatan, kalaupun ada pemanfaatannya misalnya seperti penggunaan kertas koran atau majalah sebagai tugas kliping sekolah atau sejenisnya.

Namun, kertas koran atau majalah tersebut tidak seluruhnya akan digunakan dalam pembuatan kliping sekolah. Akan ada sisa dan sisa inilah yang terbuang karena sudah tidak memiliki guna lagi. Jika tidak memanfatkannya dalam pengerjaan tugas sekolah berupa kliping pula akan membuat kertas ini menjadi bekas. Kertas ini sulit untuk terurai walaupun terbuat dari bahan alami yang diambil kulit-kulit tipis dari pohon papyrus. Sulit terurainya kertas bekas inilah yang dikatakan seagai sampah anorganik.

Sampah anorganik tersebut jika dibiarkan tertumpuk begitu saja ditempat pembuangan akan memberikan dampak terhadap lingkungan bahkan kesehatan manusia dan makhluk disekitarnya serta mengurangi estetika.

Dalam penyusunan makalah ini berbicara mengenai sampah berupa sampah anorganik terutama kertas bekas, namun ada baiknya juga jika penyusun memaparkan pula dampak sampah secara umum karena hal ini begitu penting untuk diketahui demi terciptanya kehidupan yang asri, nyaman, dan tentram.

Selain kertas bekas yang memiliki dampak, ternyata juga dapat dimanfaatkan melalui kegiatan daur ulang. Koran atau kertas bekas bisa menjadi sumber penghasilan jika kita jeli melihatnya. Mungkin selama ini benda tersebut kita buang atau dijual ke tukang barang bekas dengan imbalan yang tidak seberapa. Nah ternyata dari kertas bekas tersebut tersimpan potensi peluang usaha membuat kertas daur ulang. Intinya kita menambahkan nilai tambah pada benda tersebut agar bernilai ekonomi tinggidan dapat menjadi sebuah peluang bisnis yang menjanjikan. Dengan memakai kertas daur ulang kita juga turut mendukung kampanye “go green” yang saat ini sedang gencar digalakan oleh berbagai kalangan. Apa itu “go green”? Secara harfiah artinya membuat bumi kita lebih “hijau” atau dengan kata lain menjadikan kita lebih perduli terhadap lingkungan di sekitar kita, salah satunya adalah dengan memakai produk daur ulang sehingga dapat mengurangi sampah yang dibuang ke lingkungan. Daripada dijual ke tukang koran bekas, lebih baik kita utak-atik agar menjadi barang baru yang bermanfaat.

Koran juga dapat didaur ulang menjadi barang hiasan seperti patung-patung, pernak-pernik, miniatur becak, sepeda, gerobak, dll. Jadi sebisa mungkin buang jauh-jauh pikiran kita untuk membuang koran begitu saja. Untuk yang satu ini kita bisa menggunakan semua jenis kertas.

Anggota Dulink sudah praktek bagaimana membuat daur ulang kertas, sehingga kita sudah bisa praktek bagaimana cara mendaur ulang kertas-kertas bekas itu menjadi barang-barang yang bermanfaat. Contohnya seperti brosur-brosur dapat kita lipat-lipat dengan menggunakan seni origami atau seni melipat kertas, dan bisa kita jadikan hiasan dengan bentuk-bentuk yang unik-unik seperti bintang, burung angsa atau juga menjadi barang-barang bermanfaat seperti vas bunga, kotak menyimpan barang-barang kecil ataupun kotak pensil.



Prosedur Daur Ulang Sampah Anorganik Kertas Bekas

Pemanfaatan sampah kertas dapat dilakukan untuk mengisi waktu luang. Prosesnya pun tidak membutuhkan waktu yang lama dan menggunakan bahan-bahan disekitar kita. Pemanfaatan sampah kertas ini juga salah satu bentuk dukungan untuk mengurangi sampah di dunia.

Alat dan Bahan

Membuat kertas daur ulang ini tidaklah sesulit yang kita bayangkan. Alat dan bahannya bisa diperoleh dengan mudah dari lingkungan di sekitar kita.

Ø Alat

1) Dua buah ember besar,

2) Blender untuk menghancurkan kertas

3) Satu atau lebih cetakan kertas yang tersebut dari dua buah bingkai kayu dan spons untuk menyerap air.

4) Untuk mencetak kertas kita membutuhkan satu bingkai kayu dengan saringan kawat dan satu bingkai tanpa saringan. Saringian kawat ini bisa dibuat dari kain kassa. Ukuran bingkai kayu untuk cetakan kertas ini kita sesuaikan dengan ukuran kertas yang diinginkan, misalnya ukuran folio, atau double polio.

5) Selembar kain bekas yang panjangnya cukup untuk alas menjemur kertas yang sudah jadi. Di sini kita bisa memanfaatkan kain bekas spanduk.

Ø Bahan

1) Air

2) Kertas-kertas bekas pakai serta

3) Daun-daun atau bunga-bunga kering untuk hiasan.

Cara Membuat

1) Pertama kita hancurkan kertas-kertas bekas itu dengan cara menyobek-nyobeknya hingga berbentuk serpihan-serpihan kecil. Semakin kecil dan semakin halus sobekan kerta itu akan semakin bagus.









2) Kemudian sobekan-sobekan kerta ini kita rendam dalam seember air selama minimal dua malam. Semakin lama merendam semakin baik.

3) Untuk membantu proses pelarutan tinta dalam kerta bekas, maka rendaman kertas ini bisa kita rebus selama satu atau dua jam, Setelah rebusan kertas ini mendingin.

4) Blender rebusan ini sampai benar-benar hancur, hingga menjadi bubur kertas.

5) Bubur kertas yang kental ini kemudian kita larutkan sedikit demi sedikit dalam seember air, dengan perbandingan kurang lebih 1:10, atau kita perkirakan sesuai dengan ketebalan kertas yang kita inginkan. Semakin tebal kertas yang kita inginkan, semakin kentallah campuran yang harus kita buang.





6) Campur bubur kertas dengan air hingga benar-benar larut.

7) Kertas pun siap kita cetak dengan memakai cetakan kertas yang telah disediakan.

8) Ember yang dipakai untuk mencampur bubur kertas dengan air itu, haruslah yang berukuran besar, agar cetakan kertas bisa masuk seluruhnya ke dalam ember.

9) Untuk mencetak, kita lekatkan dua buah bingkai kayu sebagai cetakan kertas.

10) Bingkai kayu yang tak memiliki saringan kawat ditempelkan pada sisi bingkai kayu yang ada saringan kawatnya.

11) Kemudian cetakan kertas ini kita masukkan dari pinggir ember dengan posisi tegak lurus, horisontal, sejajar dengan ember.

12) Kita celupkan cetakan ini hingga masuk seluruhnya ke dalam ember.

13) Setelah itu, baru kita angkat kertas itu perlahan-lahan. Tunggu hingga air yang menetes dari cetakan habis.

14) Kemudian angkat bingkai kayu yang tak memiliki saringan kawat dengan hati-hati agar kertas yang sudah dicetak tidak rusak dan cetak kertas di atas kain alas.

15) Cara mencetaknya, tempelkan bingkai kayu yang berisi bubur kertas ke atas kain alas. Serap air yang ada di dalam kertas yang dicetak dengan menggunakan spons.











16) Gerakkan spons dengan gerakan satu arah di atas kertas. Berhati-hatilah agar kertas yang dicetak tidak robek.

17) Peras dan keringkan spons kemudian gunakan kembali untuk menyerap air dalam kertas.

18) Ulangi hingga air di atas kertas habis, kemudian angkat cetakan kertas dengan hati-hati. Jemur hingga kertas mengering.

Bila sudah kering kertasnya akan nampak seperti gambar berikut ini,









19) Untuk variasi, kertas daur ulang ini kita bisa kita warnai sesuai dengan keinginan kita. Sebagai pewarna alami, kita bisa memakai daun pandan atau daun-daun yang lain untuk warna hijau.

20) Untuk warna kuning kita bisa memakai kunyit, dan untuk warna merah, kita bisa memakai daun jati yang ditambuk atau kayu secang yang telah direbus terlebih dahulu. Caranya, tumbuk atau parut bahan pewarna alami yang kita inginkan, peras dan saring, ambil airnya untuk mewarnai.

21) Pewarna alami ini bisa kita campurkan pada waktu kita mencetak kertas. Selain itu kita juga bisa menambahkan hiasan berupa serpihan daun-daun atau bunga, agar kertas daur ulang kita terlihat lebih artistik. Penambahan hiasan bisa dilakukan dengan mencampurkan serpihan bunga dan daun pada bubur kertas atau dengan menghiaskannya pada waktu kertas baru usai dicetak.











Gambar Hasil Daur Ulang Setelah Pengwarnaan

22) Dalam proses selanjutnya, kertas daur ulang ini bisa kita olah menjadi beragam souvenir atau barang-barang keperluan sehari-hari. Kotak pensil, block note, kotak perhiasan dan kertas surat merupakan beberapa contoh barang yang bisa dibuat dari kerta daur ulang.

Untuk lebih mengasah keterampilan pembaca, terdapat pula salah satu contoh daur ulang kertas yang dibuat oleh alumni smansara 011 ialah kak Irna, Kak Ety, Kak Ajon, dan Kak Aphen. Pembuatannya pun memiliki tahapan-tahapan tertentu sesuai dengan kekreatifan mereka sendiri. Dan ada baiknya jika kita dapat belajar dari salah satu contoh dibawah ini,

merupakan limbah kertas koran yang dapat di daur ulang menjadi pajangan yang menarik dan memiliki nilai jual yang tinggi.



Karya ini selain berfungsi sebagai pajangan, digunakan pula sebagi bingkai foto, tempat pensil dan tempat bros jilbab.

Alat dan bahan yang diperlukan yaitu: limbah kertas koran

1. Papan ukuran 20x9 cm

2. Stik es krim

3. Tripleks yang dijadikan bingkai foto

4. Pisau cutter

5. Blender

6. Tempurung kelapa 1 buah

7. Limbah plastik berbentuk gelas

8. Pernak-pernik berupa rumput plastic, kerang laut, batang bambu dan bekel laut.

Adapun bahan yang digunakan dalam daur ulang ini yaitu:

1. Koran bekas

2. Lem kayu

3. Cat tembok berwarna hitam dan kuning

4. Vernis

Adapun proses pembuatanya dengan menggunakan kertas Koran bekas yang telah direndam selama 3 hari dan kemudian diblender hingga menjadi bubur kertas yang benar-benar halus. Pisahkan air dan kertas kemudian campurkan dengan lem kayu layaknya adonan kue.

Satukan material bingkai foto yang terbuat dari tripleks, wadah plastic bekas, dan tempurung kelapa di atas papan yang sudah disesuaikan ukurannya. Langkah selanjutnya, dempul/lapisi dengan adonan yang telah jadi. Hal ini dilakukan untuk menyatukan materil tersebut.

Adapun hasilnya sebagai berikut:









Bentuklah sesuai selera dan hiasi dengan kerang laut, batu-batu kaarang, batang es krim bekas dan rumput-rumputan plastik. Setelah pembentukan pajangan selesai, Jemur dibawah terik matahari selama dua hari hingga adonannya benar-benar kering dan menyatu.









Langkah terakhir kami cat pajangan tersebut sesuai selera. Gunakan warna dasar hitam dan selanjutnya lapisi dengan warna kuning kemudian kembali menjemurnya dibawah terik matahari selama 2 hari. Dan hasilnya sebagai berikut:









Kreatifkan? Silahkan mencoba!!

2.4 Manfaat Daur Ulang Sampah An-Organik

1. Pemanfaatan sampah adalah upaya dalam mengurangi pemanasan global.

2. Pengelolaan barang-barang bekas menjadi barang baru dapat membantu mengurangi sampah yang menumpuk yang dapat menyebabkan terjadinya banjir.

3. Menghasilkan nilai jual yang tinggi

4. Meningkatkan kreatifitas karena pengelolaan sampah membutuhkan kreatifitas tinggi untuk dapat membuat produk yang berkualitas.

5. Menciptakan lapangan kerja bagi pengusaha sampah.







BAB III

KESIMPULAN

Sampah merupakan barang yang terbuang dari aktifitas manusia dan tidak memiliki lagi nilai guna atau tidak bermanfaat. Akan tetapi sampah memilki dampak yang sangat penting terhadap lingkungan hidup kita. Melalui daur ulang kita dapat mengubah sampah dan menjadikan hidup ke arah yang lebih baik, daur ulang ialah proses untuk menjadikan suatu bahan bekas menjadi baru dengan tujuan mencegah adanya sampah yang sebenarnya dapat menjadi sesuatu yang berguna, mengurangi pengunaan bahan baku yang baru, mengurangi polusi, kerusakan lahan, dan emisi gas rumah kaca jika dibandingkan dengan proses pembuatan barang baru. Selain itu daur ulang juga dapat menambah penghasilan karena memiliki nilai jual yang tinggi, serta dapat mencegah masalah besar seperti pemanasan global (Global Warming) dan memberi banyak manfaat bagi amnusia dalam pemanfaatan energi. Sehingga apa yang menjadi permasalahan selesai terjawab disertai dengan hipotesis yang tepat pula.



























BAB IV

PENUTUP

4.1 Saran

Adapun saran yang bertujuan meningkatkan minat dalam daur ulang barang bekas yaitu sebagai berikut:

1. Diharapkan agar melalui makalah ini, dapat mengajak kita untuk lebih mengolah sampah dan memanfaatkan sampah dengan baik, demi terciptanya kehidupan dengan lingkungan yang sehat.

2. Diharapkan agar guru bidang studi Mulok selain memberikan tugas dalam pembuatan makalah, juga mengajak siswa untuk berkreatifitas melalui barang bekas sehingga dapat memacu siswa untuk lebih kreatif terutama siswa/siswi SMA Negeri 1 Raha

3. Diharapkan agar masyarakat dan pemerintah meningkatkan kerja sama lebih efektif dan efisien terhadap penanganan masalah sampah.



4.2 Daftar Pustaka

(http://mahasiswapgsd.blogspot.com/2009/10/makalah-bahaya-sampah-bagi- kesehatan_18.html).

(http://mahasiswapgsd.blogspot.com/2009/10/makalah-bahaya-sampah- bagi- kesehatan_18.html).

(http://mahasiswapgsd.blogspot.com/2009/10/makalah-bahaya-sampah-bagi- kesehatan_18.html).

(http://astriani.wordpress.com/2009/01/20/dampak-negatif-sampah/)

Wikipedia. Org: Daur ulang limbah kertas





1 komentar:

  1. makalahnya lumayan menarik... :)

    http://landongobatherbal.com/obat-herbal-penyakit-migren/

    BalasHapus